Halaman

Jumat, 12 Juli 2013

Sejarah Singkat Sweet As Revenge


n22159461907_2296390_6936978
Sweet as Revenge secara resmi berdiri di Jakarta pada awal November 2003. Dimulai dari pertemuan Max, Qzoot (gitar) dan Febri (bass) di sebuah distro di Jakarta.
Berawal dari obrolan mengenai interest yang sama pada genre post-hardcore, kemudian berlanjut dengan keinginan untuk membuat sebuah band yang memainkan musik post-hardcore itu sendiri. Waktu berjalan, dan berdirilah Sweet as Revenge. Nama yang unik, karena semua personil awal di band ini pernah merasakan pengalaman pahit dengan band-band mereka yang terdahulu. Dan menjadikan Sweet as Revenge sebagai ajang pembuktian. Bahwa mereka akan bisa menjadi lebih baik.

Berawal dari hanya berlatih di studio, kemudian mereka memutuskan untuk merekam demo mereka yang pertama. Lagu pertama mereka berjudul “Broken Lines and Empty Smile”. Bermodalkan satu lagu sendiri serta beberapa lagu cover, Sweet as Revenge mulai merambah panggung-panggung di berbagai acara komunitas di Jakarta. Tampil dengan hanya ditonton segelintir orang sebagai band pembuka, atau tampil paling akhir sebagai band penutup telah mereka rasakan. Hal itu tidak membuat mereka patah semangat, tapi dianggap sebagai pengalaman yang akan memperkuat mereka sebagai sebuah band. Lagu “Broken Lines and Empty Smile” akhirnya menarik minat dE Records. Lagu tersebut direkam ulang untuk disertakan dalam kompilasi “Anthems of Tomorrow (dE Records, 2004). Sebuah album kompilasi yang berisi band-band bergenre post-hardcore dan sejenisnya. Lagu “Broken Lines and Empty Smile” juga sempat merajai chart MTV Cutting Edge selama beberapa minggu. Sebuah prestasi yang membanggakan untuk sebuah band yang masih berumur sangat muda. Hal ini juga yang mengangkat nama mereka ke permukaan dan mulai dikenal oleh publik.
Seiring dengan berjalannya waktu, serta perbedaan visi, misi dan kepentingan dari masing-masing personil, mengakibatkan beberapa kali pergantian personil serta perubahan musikalitas Sweet as Revenge secara keseluruhan. Setelah melewati proses rekaman yang panjang, hasil karya mereka dapat didengar pada sebuah mini album berjudul “Birth of Expectations (Self Released, 2008)” yang dirilis pada 5 Januari 2008. Sebuah mini album berisi 6 lagu yang merefleksikan pahit dan manisnya kehidupan mereka. Baik sebagai band ataupun sebagai individu masing-masing personil. Rilisnya mini album “Birth of Expectations” mendapat respon yang cukup baik. Acara Release Party mini album itu sendiri dihadiri oleh sekitar 700 orang penonton. Jumlah yang cukup fantastis. Singel mereka yang berjudul “Potret Kehampaan” juga sering terdengar di radio.
Selepas rilisnya mini album “Birth of Expectations”, Sweet as Revenge semakin aktif bergerilya dari panggung ke panggung dan mulai merambah media. Mulai dari panggung acara komunitas, pensi SMA, acara kampus, live performance, promo dan interview di radio, semua dilibas habis. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk menambah jam terbang saja, tetapi juga sebagai usaha untuk menjangkau pendengar baru, mereka yang sama sekali tidak mengenal Sweet as Revenge. Terbukti cara ini cukup ampuh, banyak yang akhirnya jatuh hati kepada band ini setelah mereka mendengar dan menyaksikan langsung penampilan Sweet as Revenge. Sebagai salah satu band generasi awal dari booming genre post-hardcore di tanah air, Sweet as Revenge berusaha untuk terus konsisten dan tidak terbawa arus trend musik yang sangat cepat berganti. Sampai saat ini, formasi terakhir Sweet as Revenge adalah: Dinand (vokal), Qzoot (gitar), Mamie (gitar), Febri (bass) dan Nanda (drum). Perjalanan dari panggung ke panggung, konflik demi konflik serta pengalaman hidup dari masing-masing personil telah memperkaya pengalaman Sweet as Revenge sebagai sebuah band. Hal ini membuat mereka berusaha untuk lebih solid dan konsisten dalam berkarya. Sweet as Revenge akan terus mempertahankan eksistensinya serta melahirkan karya-karya yang dapat menghibur penggemar musik dimanapun mereka berada.
Profil Personil:
Ferdinand S.P Pasaribu – Vokal
1 Mei 1984
Fav bands: AFI, Misfits, Bring Me the Horizon
Dian Putra Agung – Gitar, Vokal
24 Juni 1983
Fav bands: AFI, From Autumn to Ashes, The Clash
Rachmat Firdaus – Gitar
11 September 1984
Fav bands: Helloween, Dillinger Escape Plan, Misfits
Febri Haryanto – Bass, Vokal
23 Februari 1982
Fav Bands: The Cure, Black Sabbath, Envy
Ananda Fitria Intan Permata Lestari – Drum
19 Mei 1988
Fav bands: From First To Last, Funeral for a Friend

Senin, 01 Juli 2013

SINOPSIS SEE YOU AFTER SCHOOL


Film ini menceritakan tentang seorang siswa baru di SMU yang ingin di segani di sekolahnya,  menurut gue anak ini termasuk seseorang yang selalu sial. dia baru pidah dari sekolah lain. pada suatu hari dia sedang melihat seorang cewe yang digangAgu oleh segerombolan siswa dia pun membantu cewe tersebut. siswa baru tersebut menantang seorang murid namun, ternyata siswa yang dia tantang itu adalah seorang ketua geng di sekolahnya yang sangat disegani.  mengetahui itu dia selalu menghindar jika bertemu dengan orang yang dia tantang tersebut.  (di percepat….) akhirnya dia mencoba menyewa seorang pamain tinju yang ada disekolahnya untuk berduel dengan orang yang dia tantang. akhirnya pemain tinju tersebut setuju.
            ketika akan melakukan pertandingan siswa baru tersebut hendak bermain licik dengan memberi orang yang dia tantang tersebut susu yang didalamnya telah diberi obat kocok perut. ketika akan meminum susu tersebut tiba2 pemain tinju datang dan langsung mengambil susu tersebut, dan langsung meminumnya. (mungkin karena kesialan dia niatnya hendak licik tapi malah sebaliknya ibarat “senjata makan tuan”). pertandingan pun dimulai ketika bertanding obat yang terdapat di susu tersebut mulai bereaksi… (pastikan udah kebayang rasanya minum susu kocok perut), akhirnya pemainn  tinju tersebut kalah.
            langsung aja ke finalnya. siswa baru tersebut terpaksa akan bertarung dengan ketua geng tersebut namun, ia malah meminta ingin bergabung dengan ketua gengnya tersebut. “jika ingin menjadi gengnya ia harus memukuli siswa lain” akhirnya dia pun menyetujuinya. akhirnya siswa baru tersebut disegani di sekolahnya dia ditakuti disekolahnya bahkan teman dekatnya jadi menjauhi siswa baru tersebut. lama kelamaan siswa baru tersebut akhirnya keluar dari geng tersebut Karen tidak merasa nyaman selama menjadi anggota geng tersebut.
            siswa baru tersebut dengan terpaksa harus melawan ketua geng tersebut, akhirnya dia bertarung dengan ketua geng tersebut. namun karena dia orangnya penakut dia akhirnya babakbelur. melihat siswa baru tersebut babak belur dan kesakitan temanya akhirnya membantunya untuk melawan ketua geng tersebut. melihat bantua dari temannya tersebut sisa baru tersebut langsung lari mendekati ketua geng tersebut dan langsung memukulnya sampai KO wkwkwk….
            sebenarya gue ga terlalu mengerti tetang alur ceritanya Hhe… gue sempat nanya keteman gue dia bilang film ini menceritakan satu hari (awal siswa baru tersebut masuk sekolah) soalnya ceritanya sedikit memusingkan tapi suer film ini kocak, lucu, dan yang pastinya rame banget, banget dan banget.

Resensi Film Realita Cinta dan Rock n’ Roll

Judul            : Realita, Cinta, dan Rock ‘n Roll
Tema           : Kehidupan Remaja Ipang dan Nugi dalam Bergelut dengan Realita, Cinta dan Rock ‘n Roll
Sutradara    : Upi Avianto
1. Sinopsis Film
Film ini bercerita tentang kehidupan dua orang sahabat, Ipang (Vino G. Bastian) dan Nugi (Herjunot Ali). Saat mereka berseragam putih abu-abu dan menjalani kehidupan remaja yang bengal.
Mereka tidak suka sekolah dan lebih memilih untuk meninggalkan sekolah dibanding harus duduk manis mendengarkan penjelasan guru. Mereka berdua menghalalkan segala cara untuk mengalihkan perhatian guru sehingga mereka bisa “cabut” dari sekolah, singkatnya mereka adalah pembuat onar.
Saat mereka merasa bahwa dunia berada di tangan mereka sampai suatu saat mereka harus berhadapan dengan realita yang sesungguhnya dan tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Dedikasi hidup mereka hanya satu, nge-band. Ternyata, realita yang harus mereka hadapi bermulai dari sini, bahwa Band deangan aliran musik Rock ‘n Roll mereka tidak sesempurna yang mereka kira. Banyak perbedaan yang saling bertentangan yang menimbulkan ketegangan antara personil band tersebut.
Kenyataan bahwa Ipang adalah seorang anak yang diadiopsi membuat hati Ipang galau. Di lain pihak, Nugi merasa Ibunya (Sandy Harun) yang sedang menjalin hubungan dengan pria lain, dapat membuat hidupnya jauh lebih baik jika kembali bersama Ayahnya (Barry Prima). Dan kenyataan harus Nugi hadapi, Ayahnya adalah seorang transeksual dan tidak mungkin kembali pada Ibunya.
Realita terus bergulir dengan kisah cinta segitiga yang mereka jalin dengan Sandra (Nadine Chandrawinata), yang adalah seorang pemilik distro langganan Nugi dan Ipang yang justru malah menguji persahabatan mereka. Persahabatan itu nyaris hancur ketika Nugi merasa cocok menjalin hubungan dengan Sandra yang ternyata lebih tertarik pada Ipang. Dengan puncak disaat Nugi memergoki Ipang sedang berciuman dengan Sandra.
Cerita terus bergulir ketika Nugi pulang ke rumah ibunya. Kemudian ibunya  dengan Sandra.oki IPang gganan Nugi dan Ipang yang justrujuga Sandr yang akhirnya putus dengan pacar lamanya daibunya memberi penjelasan tentang apa yang dialami oleh ayahnya juga menyakiti ibunya dan ibunya memberi tahu dirinya tentang suatu penerimaan atas keadaan ayahnya juga masalahnya dengan Ipang. Ipang juga dihadapkan pada dilema dimana ia tidak merasa diterima sepenuhnya dengan rasa ingin pulangnya pada keluarganya.
Akhir cerita ini berakhir bahagia ketika Nugi mulai menerima keadaan ayah ibunya dan Ipang yang kembali pada keluargany juga Sandra yang akhirnya putus dengan pacar lamanya dan menjalin hubungan dengan Ipang tanpa ada rasa keberatan dari Nugi sahbat karibnya.
2. Pemeran dan Tokohnya dalam Film
Herjunot Ali                                 sebagai       Nugi
Vino G. Bastian                           sebagai       Ipang
Nadine Chandrawinata            sebagai       Sandra
Barry Prima                                 sebagai       Mariana / Ayah Nugi
Sandy Harun                               sebagai       Ibu Nugi
Ika Sastrowardoyo                   sebagai       Ibu Ipang
Baron                                              sebagai       Dido / Adik Ipang
Frans Tumbuan                          sebagai       Ayah Ipang
Rudy                                               sebagai       Pacar Mariana
Tino Saroengi                              sebagai       Pacar Ibu Nugi
3. Kaitan Tema dengan Judul
Tentu saja tema dan judul akan selalu berkaitan. Karena judul itu sendiri harus bisa mewakili tema selain harus membuat penonton penasaran dan memiliki nilai jual lebih.
Dalm film Realita, Cinta dan Rock ‘n Roll masing-masing kata sangat berkaitan dengan tema juga cerita film ini.
Realita bahwa Ipang adalah anak adopsi dan Ayah Nugi seorang transeksual adalah fakta yang harus mereka hadapi. Cinta mereka yang melibatkan Sandra menjadi realita lain yang menghadang mereka dan mengancam keharmonisan persahabatan mereka. Dan Rock ‘n Roll yang merupakan genre musik yang mereka pilih mainkan untuk nge-band juga memainkan peranan penting dalam cerita film ini.
  1. Nilai Moral
  1. Nilai Edukasi
    1. Meninggalkan sekolah demi bersenang-senang semata dan menghalalkan segala macam keonaran untuk mengalihkan perhatian guru kemudian pergi dari sekolah tidak pernah berujung baik.Buktinya adalah kebiasaan mereka yang tidak menghjormati sekolah adalah saat mereka membuat dua temannya berbuat onar hanya demi mengalihkan perhatian guru supaya mereka bisa pergi dari sekolah dan berujung pada jeleknya nilai ropor mereka
    2. Film ini bukan film yang layak ditonton anak-anak atau orang yang belum bisa menilai hitam putihnya suatu masalah. Karena banyak mengandung unsur kekerasan yang diperlihatkan oleh adegna berkelahi, unsur asusila yang ditonjolakan dengan cara berpakaian Nadine sebagai Sandra atau adegan antara pria dan wanita yang diperlihatakan lewat film ini. Sehingga belum mengandung nilai edukasi yang sesuai dengan keadaan psikologis anak-anak yang masih labil sehingga beresiko mereka tiru.
  2. Nilai Sosial
    1. Selalu berbuat baik dan hormat pada orang lain, baik pada teman-teman, orang yang belum kita kenal terutama pada orang tua. Sedangkan perbuatan mereka berdua sama sekali bukan perbuatan yang patit dicontoh. Contohnya adegan dimana Ipang selalu mencari masalah dengan bicara asal-asalan dan sombong terhadap orang yang tidak ia kenal sehingga selalu berakhir dengan pertengkaran.
    2. Persahabatan haruslah sesuatu yang didasari dengan kepercayaan dan perhatian. Dalam film ini persahabatan Nugi dan Ipang tidak sepenuhnya dilandasi dua hal itu, sehingga saat Nugi memergoki Ipang berciuman dengan Sandra dan Ipang mencoba menjelaskan Nugi tidak mau percaya. Atau pun pada adegan dimana Nugi galau dengan keadaan ayahnya atau Ipang yang sedang sedih dengan nasibnya, mereka bukan saling menghibur tapi lari dari masing-masing.
  3. Nilai Politik
Suatu masalah ada menghampiri kita bukan untuk ditinggal pergi, tapi untuk diselesaikan. Semakin kita lari dari masalah semakin masalah itu memanjang dan kita terus menjauh dari jalan keluar. Disaat Nugi lari dari kepahitan bahwa ibunya sedang menjalin hubungan dengan pria lain ia mencoba lari dengan cara menghabiskan liburan bersama ayahnya yang ternyata menyimpan masalah yang lebih pahit, tapi tetap harus ia hadapi pada akhirnya.
  1. Nilai Susila
Tidaklah baik jika perempuan dan laki-laki bukan muhrim dan tidak berstatuskan suami istri menginap atau menghabiskan malam bersama. Hal ini tercermin dari adegan dimana Ipang dan Sandra berciuman di kamar mandi hotel yang mereka tinggali bertiga. Jika saat itu Nugi tidak memergoki mereka, pastinya mereka sudah menambah angka seks sebelum nikah di Indonesia.
  1. Pesan Sutradara pada Penonton
Walau film ini tak layak dan tidak boleh diperlihatkan pada anak-anak, para orangtua harus menyadari realita bahwa pergaulan seperti ini adalah keseharian yang kadang anak mereka hadapi dalam pergaulan. Sehingga para orangtua harus mulai menyusun strategi bagaimana cara yang baik bagi orangtua ataupun anak dalam menanggulangi tantang hidup di jaman globalisasi seperti yang ada saat ini. Karena tidak sedikit anak-anak muda yang masa depannya hancur hanya karena salah bergaul dan kurang perhatian dari orangtua.
Perhatian Sutradara terhadap hal ini tercermin pada dedikasi utamanya di awal film ini,
“ To all our beloved parents ( untuk semua orangtua yang tersayang)”
Selain itu untuk membuka wacana kembali tentang transeksual, gay (homo), perceraian yang tidak selamanya berujung baik, lifestyle remaja yang buruk, gaya bermusik yang jauh dari kata positif dan kenyataan pahit yang kurang bisa disampaikan dengan lebih baik tentang anak-anak yang diadopsi. Setelah kita membuka kembali wacana ini, kita harus menyelesaikan masalah yang ada pada masyarakat kita yang menyangkut masalah-masalah ini. Secara, ini bukan masalah yang mudah unutk diselesaikan kita dapat mencegah diri kita untuk terjerumus lebih jauh pada masalah-masalah semacam ini.